Jasindopt.com – Penyesalan adalah keadaan pikiran atau emosional negatif yang melanda diri sendiri. Penyesalan terjadi karena kita merasa segala sesuatunya bisa lebih baik jika melakukan sesuatu yang berbeda di masa lalu.
Menyalahkan diri sendiri atas hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi adalah salah satu contoh penyesalan, atau berharap kita dapat membatalkan pilihan yang terlanjur dibuat.
Penyesalan bisa juga mengingatkan kita untuk berpikir dan bertindak lebih hati-hati agar tidak membuat kesalahan yang sama di kemudian hari.
Penyesalan juga bisa menjadi hal yang berharga, membuat kita belajar tentang diri sendiri dan mengetahui apa yang sebenarnya kita inginkan.
Dengan begitu, kita bisa melihat penyesalan sebagai cara mendapatkan keuntungan, dalam bentuk pelajaran berharga agar melakukan yang lebih baik di masa depan.
Sebenarnya apa, sih, penyesalan itu? Penyesalan adalah keadaan emosi (kognitif) yang negatif, yang menyalahkan diri sendiri atas hasil yang buruk, rasa kehilangan atau hampa atas suatu hal yang dirasakan semestinya terjadi.
Contoh Penyesalan:
- Menyesal tidak mengambil kesempatan dalam pekerjaan.
- Menyesal merasa telah salah memilih jurusan kuliah.
- Menyesal tidak berusaha lebih keras untuk mempertahankan pernikahan.
- Menyesal tidak mulai menabung sejak dini.
- Merasa menyesal karena mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.
- Menyesal tidak memanfaatkan waktu dengan baik.
Penyesalan tidak selalu harus berarti sesuatu yang buruk atau salah, justru bisa menjadi dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu yang lebih baik lagi.
Contoh Penyesalan yang positif:
Misalnya seorang suami yang sibuk bekerja setiap hari, suatu ketika ia melihat sebuah iklan yang mengingatkannya bahwa keluarga adalah hal sangat penting dalam hidup.
Sang suami tersebut merasa menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian kepada istrinya.
Maka rasa sesal tersebut justru mendorongnya untuk lebih memerhatikan dan membuat istrinya menjadi lebih bahagia. Jika terjadi seperti ini, rasa sesal justru suatu hal yang positif.
Penyesalan bisa terjadi terhadap hal yang besar maupun kecil, bukan hanya soal merasa salah mengambil langkah atau keputusan. Tetapi penyesalan bisa juga terjadi karena tidak melakukan sebuah tindakan untuk mengatasinya.
Kalau pun bukan rasa sesal, paling tidak pernah memikirkan, “Bagaimana jika dulu saya mengambil langkah(keputusan) yang berbeda? Akan seperti apa, ya, kehidupan saya sekarang?”.
Tetapi sayangnya, bagi sebagian orang, rasa penyesalan dibawa terlalu dalam sehingga ia selalu merasa membuat keputusan yang salah dalam hidupnya.
Ia terlalu fokus pada kesalahan yang telah diperbuat pada masa lalu dan meratapi hasilnya yang didapatkan sekarang. Penyesalan bisa memberikan dampak yang merusak pikiran dan tubuh jika dipertahankan dalam pemikiran yang sia-sia.
Pola pemikiran yang berulang-ulang dan negatif adalah karakteristik dari depresi, dan bisa mengganggu kesehatan mental seseorang secara umum.
Kondisi seperti ini yang akan menurunkan kualitas hidup seseorang. Orang seperti ini harus diingatkan bahwa sebenarnya masa lalu (past) yang membentuk apa yang dimiliki sekarang (present). Tapi masa depan (future) masih bisa menjadi lebih baik bila ada aksi yang dilakukan sekarang.
Terimalah bahwa apa yang sudah terjadi, sudah berlalu dan tidak bisa diapa-apakan lagi. Sangat lumrah bila manusia melakukan kesalahan. Yang lebih penting adalah belajar dari kesalahan yang pernah Anda lakukan.
Dengan demikian Anda bisa terhindar dari kesalahan yang sama di masa mendatang. Bahkan bisa membuat diri lebih bijak dalam berperilaku.
Fokuslah pada masa kini dan masa depan. Tegaskan hal-hal apa yang ingin Anda capai dengan menuliskannya dalam kalimat yang jelas dan konkret. Hal ini dapat mengarahkan langkah apa yang selanjutnya yang harus dilakukan.
Berikut telah jasindopt.com rangkum dari berbagai sumber penyebab & hal yang akan kamu sesali di masa mendatang seperti berikut:
Penyebab & Hal yang Akan Kamu Sesali di Masa Mendatang:
1. Kelamaan Mencari Jati Diri

Mencari Jati Diri itu sangat baik buat kamu sedini mungkin, semakin cepat semakin cepat juga maju. Jangan sampai kelamaan buat masa depan sendiri. Ingat dirimu adalah tanggung jawabmu.
Untuk seseorang yang memiliki ketertarikan di berbagai bidang, kamu mungkin akan bingung menentukan mana yang menjadi favorit kamu.
Dan terkadang, kamu lupa dengan diri kamu yang sebenarnya.
Hingga saat ini, meskipun kamu sudah berumur 20 tahun keatas, kamu masih belum mengetahui keinginan dan kemampuan kamu.
Dan kamu mulai terbiasa dengan hal tersebut yang sebenarnya mengganggu pikiranmu sendiri.
Tenang, karena masih ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan, kok.
Yuk, simak cara paling mudah untuk mengenali dirimu berikut:
1. Berbicara Pada Diri Sendiri
Berbicara dengan diri sendiri bukan berarti kamu gila. Kamu memiliki 3 hal yang harus diajak bekerja sama agar dapat dengan mudah mengetahui jati dirimu. Kamu harus menjadi penengah dari ketiga hal ini. Mereka adalah: logika, perasaan dan perbuatan.
Ketika logika berkata “SALAH” dan hati berkata “BENAR”, kamu merasa melakukan sesuatu di luar kesadaran kamu dan kamu merasa bahwa ini bukan kamu. Lalu, satukan ketiga hal tersebut, cari letak permasalahannya, cari solusi terbaik dan mulailah berbicara dengan dirimu sendiri.
2. Buat daftar tentang hal apa yang kamu suka dan benci
Dengan begini, kamu akan dengan lebih mudah mengingat hal apa yang kamu sukai dan mana yang paling tidak kamu sukai. Refleksikan kembali hal-hal yang kamu suka. Dan mungkin kamu akan tahu bahwa hari ini kamu sudah melupakan jati dirimu sendiri.
3. Kenali kemampuanmu sendiri
Kamu dapat dengan mudah mengetahui jati dirimu sendiri jika kamu tahu kemampuan apa yang kamu miliki saat ini. Hal apa yang bisa dilakukan dan mana yang tidak bisa kamu selesaikan. Jika kamu sudah mengetahuinya, kamu bisa lanjut ke tahap berikutnya.
4. Introspeksi diri
Pelajari cara meningkatkan dan mengenali diri kamu sendiri dengan belajar dari kesalahan di masa lalu dan mulailah untuk meningkatkan kemampuan dirimu. Coba dari hal-hal yang paling kamu kuasai. Dengarkan pendapat teman terdekat yang memberikan pengaruh positif dan jangan terlalu dekat dengan teman yang tidak membantu kamu dalam membangun diri.
5. Percaya pada diri sendiri
Memang sih, membangun kepercayaan diri tidaklah mudah. Namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan, kan? Hal ini membutuhkan kesabaran dan keteguhan kamu. Ketika mulai fokus, maka kamu akan melihat jalan yang terbuka lebar dan kamu akan memiliki kepercayaan diri untuk berjalan lebih jauh lagi. One step at a time, one purpose at a time, one game at a time and one man at a time. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri akan tumbuh dengan sendirinya dan kamu akan mengetahui diri kamu yang sebenarnya.
6. Motivasi diri
Kamu bisa memulainya dengan cara mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri. Pastikan bahwa kamu mampu dan siap untuk melewati berbagai rintangan yang akan kamu hadapi nantinya.
7. Tidak pernah lelah untuk belajar
Belajar untuk mengerti segala hal. Dimulai dengan membaca. Jika kamu adalah pribadi yang tidak suka membaca, tanyakan kepada orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Bertanya tidak akan membuat kamu terlihat bodoh, lho. Mencuri ilmu orang lain bukanlah kesalahan. Namun salah satu bentuk kecerdasan seseorang. Analisa dan pelajari dengan cermat. Tidak perlu terlalu detail untuk mengerti dan tahu bagaimana melakukan sesuatu. Bisa karena terbiasa.
8. Fokus
Fokus pada hal penting yang sedang kamu hadapi. Semakin sering kamu fokus, maka akan semakin mudah dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu memiliki target dalam hidup, jangan pernah memberitahukannya kepada siapapun. Never, ever, to whoever. Karena mereka yang mendengarnya, justru akan berpikir bahwa kamu sedang membual. Cukup katakan, “Tunggu dan lihat saja nanti!”. Selesaikan masalah satu persatu dan cari solusinya.
9. Jangan lupa bahagia
Last but not least, jangan lupa untuk selalu bahagia dan bersyukur untuk apa yang sudah kamu miliki. Karena dengan bersyukur dan berbahagia, kamu akan menemukan cara termudah untuk menjalani hidupmu dan menemukan jati dirimu.
Penyebab & Hal yang Akan Kamu Sesali di Masa Mendatang:
2. Menyenangkan Semua Orang

Kalau kamu mau menyenangkan hati semua orang, akan ada satu orang yang tidak bahagia yaitu KAMU dan istri anakmu. Senang kan hati istri anak wajib
Tidak masalah jika kamu tak bisa menyenangkan atau memuaskan hati semua orang. Hidupmu tetap berharga dan layak untuk diperjuangkan.
Sesulit dan serumit apa pun hidupmu saat ini, kamu masih tetap perlu melangkah ke depan. Tidak harus memaksakan diri melakukan segalanya untuk menyenangkan hati orang lain. Tidak semua tuntutan dan tekanan dari orang lain perlu kita penuh semuanya.
1. Menuruti Kemauan Semua Orang Takkan Ada Habisnya
Sungguh tak akan ada habisnya bila kita menuruti kemauan semua orang. Tak semua tuntutan orang lain perlu kita ikuti. Ada kalanya kita perlu memprioritaskan hal-hal yang lebih penting dalam hidup kita dibandingkan menuruti kata orang lain. Energi dan waktu kita terbatas. Bukan berarti kamu harus egois, cuma sadari bahwa tak semua kemauan orang lain perlu kita ikuti dan penuhi
2. Lakukan yang Terbaik dalam Hidupmu dengan Nilai-Nilai Positif yang Kamu Yakini
Fokus saja melakukan yang terbaik dalam hidupmu. Hidupmu memang tanggung jawabmu sepenuhnya. Kita bukanlah manusia yang sempurna. Kita punya banyak kekurangan, tapi bukan berarti kita berbuat seenaknya dalam hidup. Lakukan saja hal-hal baik sesuai dengan nilai-nilai positif yang kamu yakini. Fokuslah untuk melakukan hal-hal yang bermakna dalam hidup dan keseharianmu.
3. Memaksakan Diri Memuaskan Hati Semua Orang Cuma Bikin Stres
Stres dan tekanan hidup akan terus hadir. Belum lagi dengan berbagai dinamika kehidupan yang harus dihadapi seorang diri. Memuaskan hati semua orang dan terlalu memaksakan diri untuk memenuhi semua standar yang ada hanya akan menambah rasa tertekan dan stres pada dirimu sendiri. Bagaimana pun, kamu tetap layak bahagia dalam hidupmu. Sesekali boleh kok menyenangkan diri sendiri. Sesekali boleh kok melakukan hal-hal yang disukai sendiri. Selama tidak merugikan orang lain dan tidak menyalahi aturan, kamu bisa melakukan hal-hal yang bisa membuat hidupmu lebih bermakna.
Penyebab & Hal yang Akan Kamu Sesali di Masa Mendatang:
3. Bertahan Pada Hubungan Yang Toxic

Mau teman atau saudara, kalau mereka jadi penghalang untuk meraih mimpimu, pergilah jauh-jauh dari mereka untuk sementara agar kamu bisa fokus.
4 Dampak Buruk jika Kamu Terus Bertahan dalam hubungan yang Toxic
1. Membuatmu memiliki sikap negatif
Kondisi ini kadang membuatmu merasa terjebak dan tidak berbuat apa-apa. Kamu hanya bisa meratapi diri sendiri dengan suasana hati yang terus bersedih.
Untuk diketahui, ternyata berada dalam keadaan negatif dapat membuat anda memiliki sikap negatif juga. Maka itu, bagaimana pun anda harus tetap bertahan dengan dirimu sendiri dan mencari jalan untuk keluar dari hubungan tidak sehat ini.
2. Trauma psikologis
Akan tetapi, kini setelah hubungan berakhir, kamu hanya diselimuti oleh perasaan cemas, ketakutan, dan ketidakpercayaan.
3. Melelahkan secara emosional
Terus berada dalam toxic relationship dapat menguras begitu banyak emosi.
Mereka terus-menerus membawamu ke dalam drama mereka yang hanya membuatmu merasa semakin lelah secara emosional. Bahkan, kondisi tersebut dapat memicu stres dan depresi.
4. Berdampak untuk kondisi kesehatan
Tidak hanya memengaruhi kondisi mental Anda, terus berada dalam toxic relationship juga akan berdampak pada kondisi kesehatanmu.
Berada dalam toxic relationship sering mengakibatkan risiko masalah jantung, kadar gula darah, tekanan darah yang lebih tinggi, dan sistem kekebalan yang melemah.
Menurut psikoterapis Ginnie Love Thompson, setiap hubungan memiliki tingkat toksitisitas.
Meski normal mengalami pasang surut dalam hubungan, namun Anda perlu mengetahui kapan saatnya untuk melepaskan hubungan toxic atau beracun.
Penyebab & Hal yang Akan Kamu Sesali di Masa Mendatang:
4. Takut Mencoba

Malu dan nga pede adalah hal wajar. Tapi kali dibiarkan kamu tidak akan berkembang. INGAT Penyesalan Jauh Lebih SAKIT dibanding rasa malu mu hari ini.
Hal-hal baru yang terasa kurang familiar memang kerap menimbulkan rasa tidak nyaman hingga banyak dari kamu takut mencoba.
Walaupun situasi seperti ini wajar terjadi, bukan berarti kamu bisa selalu membiarkannya.
Mencoba hal baru akan membuka banyak pintu kesempatan untuk kamu, mulai dari kesempatan menambah ilmu, meningkatkan skill, hingga mendapat teman baru.
Tentunya ini tergantung dari jenis hal baru yang kamu coba, ya.
Daripada terus-terusan bergelut dengan rasa takut, kenapa kamu tidak mencari tahu faktor yang menyebabkan ketakutan tersebut?
Dengan mengetahui penyebabnya, kamu pun bakal tahu apa yang harus dilakukan untuk melawannya.
1. Takut ditolak
Penolakan memang bukan hal yang menyenangkan. Namun, jangan jadikan ini alasan untuk tidak mencoba hal baru. Katakanlah kamu berniat ikut kuliah online dan kelas karyawan, tetapi kamu tak kunjung maju karena takut ditolak perguruan tinggi. Well, kemungkinan itu memang selalu ada. Namun, kalau kamu fokus pada kemungkinan penolakan tersebut, bisa-bisa itu bakal jadi sugesti diri dan berpengaruh pada hasil. Daripada begitu, kenapa tidak fokus usaha sebaik mungkin dulu?
2. Takut gagal
Kamu pasti sudah sering mendengar kalimat “kegagalan adalah bagian dari proses belajar”. Hal ini benar adanya, lho. Memang, tidak ada orang yang ingin gagal. Namun, tanpa kegagalan, kamu tidak akan bisa mendapat pelajaran.
Kegagalan akan mengajarkan kamu hal-hal apa saja yang tidak perlu diulangi dan harus dioptimalkan demi mencapai tujuan. Lagi pula, sepertinya tidak ada orang sukses yang tidak pernah gagal. Mereka pasti pernah melewati fase itu.
3. Tidak ada kepastian
Hal-hal baru memang identik dengan ketidakpastian. Kamu tidak tahu apa yang akan kamu hadapi dan hasil yang akan didapatkan. Alhasil, kamu pun jadi takut mencoba. Padahal, di balik ketidakpastian tersebut, ada banyak kesempatan yang menunggu untuk ditelusuri.
Siapa tahu saja kamu justru bakal menemukan atau mengalami hal yang menyenangkan? Seandainya hasilnya tidak sesuai harapan pun tidak apa-apa, at least kamu sudah berani melawan ketakutanmu. It’s considered an achievement!
4. Tidak mau sendiri
Pada dasarnya, manusia memang makhluk sosial. Namun, bukan berarti kamu harus selalu didampingi orang lain dalam menjalani semua hal, kan? Ada kalanya kamu harus berjuang sendirian, termasuk saat mencoba hal-hal baru, begitu juga orang lain di sekitar kamu.
Kamu masih bisa, kok, berinteraksi dengan mereka. Siapa tahu dengan mencoba hal baru, kamu justru bisa mendapatkan banyak kenalan atau teman baru? Jadi tidak sendirian lagi, kan?
5. Risiko dihakimi orang lain
Komentar orang lain terhadap hal-hal yang kamu lakukan memang tidak dapat dihindari, membuat kamu jadi takut mencoba karena khawatir dinilai negatif. Kamu tidak dapat mengontrol hal tersebut, tetapi kamu bisa mengontrol diri kamu sendiri.
Hanya kamu yang benar-benar mengetahui diri kamu, jadi jangan biarkan perkataan orang lain mempengaruhi mindset kamu. Biarkan saja mereka berbicara, tidak perlu diladeni. Lama kelamaan mereka pasti capek sendiri dan berhenti berkomentar.
6. Kurang percaya diri
Merasa tidak cukup baik atau insecure dengan kemampuan diri sendiri juga kerap membuat banyak orang takut mencoba hal baru.
Mereka tidak yakin bahwa mereka cukup kompeten untuk melakukan hal baru tersebut. Alhasil, pikiran-pikiran seperti “bagaimana kalau aku gagal?” atau “aku tidak pantas mendapatkan hal tersebut” pun muncul di kepala.
Coba lawan pikiran tersebut. Kemungkinan gagal selalu ada, namun bagaimana jika hasilnya justru sukses? Kamu tidak pernah tahu tanpa mencobanya.
Agar bisa bertahan hidup, kita sebagai manusia perlu untuk terus mengembangkan ilmu dan skill.
Hal tersebut bakal sulit terwujud kalau kamu takut mencoba hal-hal baru.
Jangan sampai rasa takutmu malah menghalangi niatmu untuk membuka usaha baru tidak terwujud. Bersama jasindopt.com kamu bisa membangun bisnismu dari nol sampai sukses.
Penyebab & Hal yang Akan Kamu Sesali di Masa Mendatang:
5. Terlalu Menuruti Keinginan Orangtua

Mengikuti arahan orang tua mengejar mimpi, itu bagus. Tapi kalau kamu sama sekali tidak memperjuangkan keinginanmu sendiri, aku takut kamu akan menyesal nantinya.
Apapun yang terjadi di masa depan nanti, Lakukan yang TERBAIK hari ini.
Berikut Risikonya Kalau Anak Selalu Dipaksa Menuruti Keinginan Orangtua:
1. Anak jadi tidak punya pendirian sendiri
Kalau anak selalu dipaksa menuruti keinginan orangtuanya maka ia pun bisa terbiasa dengan hal itu sehingga tidak memiliki pendirian sendiri, bahkan sampai ia dewasa sekalipun.
Karena sejak kecil ia sudah dirancang agar selalu menurut, menjalankan segala hal sesuai perintah, jadi wajar jika ia tidak tahu caranya membuat pendirian sendiri.
2. Tidak tahu apa yang ia inginkan untuk hidupnya
Risiko berikutnya jika anak selalu dipaksa menuruti keinginan orangtua ialah dia bisa-bisa tidak tahu apa yang ia inginkan untuk hidupnya sendiri.
Sebenarnya hal ini sangat berbahaya lho, ia bisa menjadi sasaran empuk orang jahat untuk dimanfaatkan. Sebab ia tidak tahu hidup seperti apa yang benar-benar ia inginkan dan hanya mengikuti arus saja.
3. Hidupnya cuma untuk mencapai impian orangtua
Ketiga, hidupnya seperti hanya untuk mencapai setiap impian orangtua saja. Alias, ia tidak punya impiannya sendiri, berusaha melakukan semuanya demi membuat orangtua senang.
Jika dilihat lebih dalam bukankah tindakan seperti ini sangat jahat? Seolah-olah ia dilahirkan hanya sebagai alat untuk memenuhi ego orangtuanya saja. Padahal ia memiliki hak untuk menjalani kehidupannya dengan bebas.
4. Sangat bergantung pada orangtua bahkan sampai dewasa
Sebagian orangtua mungkin berpikir bahwa mengatur dan membuat anak menurut dengan keinginannya adalah demi kebaikan anak, namun sebenarnya hal itu salah besar karena anak bisa menjadi seorang yang sangat bergantung pada orangtuanya bahkan sampai ia dewasa sekalipun. Tidak bisa mengambil keputusan tanpa ikut campur orangtua, sangat tidak dewasa tapi itulah akibatnya.
5. Hidup terasa sangat monoton dan tidak tahu rasanya menjadi diri sendiri
Risiko kelima ialah hidup yang ia jalani bakal terasa sangat monoton, bahkan ia mungkin tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi diri sendiri.
Sebab ia selalu dipaksa menuruti keinginan orangtua, bahwa hanya dengan menurutlah ia baru dianggap sebagai anak baik dan berbakti. Padahal ini sangatlah buruk karena anak mungkin tidak tahu apa arti hidupnya sendiri.
Dari pembahasan tadi dapat dilihat bahwa risiko dari memaksa anak selalu menuruti keinginan orangtua sangat buruk, maka hindari bersikap seperti itu dan biarkan anak menentukan jalan hidupnya sendiri, ya.